Tukang Cat yang Jujur

BUKU CERITA DONGENG_page-0013

Di suatu desa, hiduplah seorang pria rajin dan jujur bernama Subandi. Setiap hari ia bekerja membantu warga desa yang membutuhkan jasanya untuk mencat rumah, perahu dan apa saja yang diminta warga.

In a village, there lived a diligent and honest man named Subandi. Every day he works to helpvillagers who need his services to paint houses, boats and whatever the villagers asked for.

Suatu hari, seorang saudagar meminta Subandi untuk mencat perahunya. Lalu teman Subandi, Rama menghasutnya agar menaikkan harga karena saudagar itu sangat kaya. Subandi dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak akan meminta bayaran lebih untuk jasanya, hanya tiga keping perak.

One day, a merchant asked Subandi to paint his boat. Then Subandi’s friend, Rama instigated him to raise the price because the merchant was very rich. Subandi firmly said that he would not ask more for his services, only three pieces of silver.

Subandi pergi ke sungai untuk mencat perahu saudagar tersebut. Ketika ia akan memulai mencat, ia melihat ada sebuah lubang di perahu tersebut. Ia pun memperbaikinya terlebih dahulu, sebelum ia mencat perahu. Saat Subandi selesai mencat perahu tersebut, saudagar sangat senang lalu memberikannya tiga keping perak.

Subandi went to the river to paint the merchant’s boat. When he was about to start painting, he saw a hole in the boat. He fixed it first, before he painted the boat. When Subandi finished painting the boat, the merchant was very happy and gave him three pieces of silver.

Keesokan harinya, istri dan anak-anak saudagar pergi naik perahu. Seorang pelayan lalu berlari menghampiri saudagar dan mengatakan bahwa ada lubang di perahu tersebut yang belum diperbaiki. Saudagar sangat kaget, lalu menangis memanggil-manggil keluarganya. Tanpa diduga dua jam kemudian, keluarganya kembali.

The next day, the merchant’ s wife and children went for a ride by boat. A servant then ran over to the merchant and said that there was a hole in the boat that had not been repaired. The merchant was very shocked, then cried calling for his family. Unexpectedly two hours later, his family returned.

Saudagar sangat bahagia dan langsung memeluk keluarganya. Ia menceritakan kepada istrinya tentang lubang di perahu, tetapi pendayung mengatakan bahwa tidak ada lubang di perahu. Lalu saudagar teringat bahwa mungkin Subandi yang sudah memperbaiki perahu tersebut saat ia meminta Subandi untuk mencat perahunya.

The merchant was very happy and immediately hugged his family. He told his wife about the hole in the boat, but the rower said that there was no hole in the boat. Then the merchant remembered that maybe Subandi had already repaired the boat when he asked Subandi to paint the boat.

Saudagar memanggil Subandi untuk memberikan seratus keping emas sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan hatinya telah memperbaiki perahu tanpa meminta imbalan sedikit pun. Subandi mengatakan itu hadiah yang terlalu banyak. Tetapi saudagar mengatakan itu tidak setimpal dengan kehidupan yang telah Subandi selamatkan. Subandi pun pulang dengan bahagia karena ia mempunyai banyak uang.

The merchant called Subandi to gave him hundred pieces of gold as thanks for his kindness in repairing the boat without asking anything in return. Subandi said that the gift was too much. But the merchant said it wasn ‘t worth the life Subandi had saved. Subandi went home happily because he had a lot of money.