Gadis Baik Hati dan Panci Ajaib

BUKU CERITA DONGENG_page-0031

Suatu hari di tempat yang jauh disana, hiduplah dua saudara perempuan yang bernama Sari dan Rani. Sari adalah gadis yang sombong dan kasar, sedangkan Rani adalah gadis yang ramah dan baik hati. Mereka tinggal di sebuah gubuk tua di tepi sungai. Keduanya hidup dalam kemiskinan dan hanya makan sekali sehari.

One day in a faraway place, there lived two sisters named Sari and Rani. Sari was an arrogant and rude girl, while Rani was a friendly and kind girl. They lived in an old hut by the river. Both lived in poverty and only ate once a day.

Suatu hari, Sari meminta Rani membeli dua potong kue di pasar untuk mereka makan. Rani pun pergi ke pasar dan membelinya. Di dalam perjalanan pulang, Rani bertemu seorang wanita dan anaknya yang terlihat kelaparan, keduanya memegangi perutnya, terlihat sangat pucat dan lemas.

One day, Sari asked Rani to buy two pieces of cake at the market for them to eat. Rani went to the market and bought it. On the way home, Rani met a woman and her child who looked hungry, both held their stomachs, looked very pale and weak.

Rani merasa iba, lalu memberikan kue yang ia beli kepada mereka. Wanita dan anaknya itu tersenyum bahagia, mengucapkan terima kasih dan dengan lahap memakan kue tersebut. Rani pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Dia tahu bahwa kakaknya pasti akan memarahinya, tapi dia berpikir bahwa wanita dan anaknya tersebut lebih layak untuk memakan kue tersebut karena pasti mereka sudah tidak makan berhari-hari.

Rani felt sorry, then gave the cake she bought to them. The woman and her son smiled happily, thanked her and ate the cake hungrily. Rani continued her way back home. She knew that her sister would scold her for sure, but she thought that the woman and her son deserved to eat the cake because they must have not eaten in days.

Saat Rani berjalan di pinggir sungai, ia melihat seekor ikan terdampar. Ia segera mengambilnya dan berpikir akan membawanya pulang untuk memasaknya. Saat ia mengangkat ikan tersebut, tiba-tiba ikan itu mengeluarkan air mata. Rani merasa iba dan segera melepaskan ikan tersebut kembali ke sungai. Rani pun kembali melanjutkan perjalanan pulang

As Rani walked by the river, she saw a stranded fish. She immediately took it and thought she would take it home to cook it. When she lifted the fish, suddenly the fish burst into tears. Rani felt sorry and immediately released the fish back into the river. Rani went back to continue the way home.

Tanpa diduga, tiba-tiba seorang wanita muncul di hadapannya. Wanita itu adalah seorang malaikat, lalu ia tersenyum dan berkata, “Wahai gadis cantik, kau sungguh baik hati. Aku akan menghadiahimu sebuah panci ajaib. Bawalah pulang! Saat kau lapar, gosok panci tersebut dan pikirkan satu makanan, maka makanan lezat akan tersedia di dalamnya”. Rani sangat senang lalu mengucapkan terima kasih.

Unexpectedly, suddenly a woman appeared in front of her. The woman was an angel, then she smiled and said, “O beautiful girl, you are really kind. I will gift you a magic pot. Take it home! When you are hungry, rub the pot and think of one food, then the delicious food will be served in it”. Rani was very happy then thanked her.

Sari melihat Rani tidak membawa kue, tetapi sebuah panci. Ia langsung memarahi adiknya, lalu merebut panci tersebut dan langsung membuangnya. Rani berteriak dan langsung mengambil panci tersebut di lantai. Rani mengatakan, “Ini adalah panci ajaib yang akan membuat kita tidak akan merasakan lapar lagi”. Sari pun tertawa dan mengejek adiknya, “Apakah kau sudah kehilangan akal?”.

Sari saw Rani did not bring some cakes, but a pan. She immediately scolded her sister, then grabbed the pot and threw it away. Rani shouted and immediately took the pot on the floor. Rani says, “It is a magic pot that will make us never feel hungry again. Sari laughed and mocked her sister, “Have you lost your mind?”.

Lalu Rani meletakkan panci tersebut di atas meja dan menggosoknya, ia memikirkan roti gandum. Tanpa diduga, beberapa potong roti gandum hangat terhidang di dalam panci. Sari sangat kaget dan tidak percaya, ia pun meminta maaf kepada adiknya karena sudah memarahinya. Lalu mereka pun memakan roti gandum tersebut bersama-sama dan mereka pun tidak pernah merasakan kelaparan lagi sejak saat itu.

Then Rani put the pot on the table and rubbed it, she thought of wheat bread. Unexpectedly, some pieces of warm wheat bread served in the pot. Sari was shocked and couldn ‘t believe it, she apologized to her sister for scolding her. Then they ate the wheat bread together and they never felt hungry again since then.